Pengaruh ESG sustainability reporting terhadap reputasi perusahaan: anteseden roadmap strategik sustainability
Dalam beberapa tahun terakhir ini terminologi sustainability menjadi topik dan trending di Indonesia, terlebih saat ini berkaitkan dengan perhelatan pimpinan G20 di Bali pada pertengahan bulan November 2022. Hal ini tidak dapat terlepas dari agenda perubahan iklim (climate change), dampak dari krisis COVID pada 3 tahun terakhir ini, krisis energi dan krisis makanan yang terjadi di berbagai belahan dunia. Hal ini telah menyadarkan banyak negara dan masyarakatnya pentingnya segera mengimplementasikan inisiatif hijau untuk menjaga kelangsungan hidup dan planet sebagaimana di canangkan oleh United Nations (UN) dalam sustainable development goals (SDG) melalui program prioritasnya.
Inisiatif keberlanjutan (sustainability) ini tidak dapat berdiri sendiri dan memerlukan partisipasi dari berbagai pihak antara lain pihak swasta (non-government), komunitas dan individu untuk mengimplementasikan inisiatif keberlanjutan usaha, yang menitik beratkan pada insiatif sustainability in environment, sosial dan governance (ESG) dan hal ini disadari merupakan salah satu kontributor bagi solusi terhadap menyelesaikan permasalahahan terkait dampak perubahan iklim saat ini. Untuk dapat mencapai hal ini, maka menciptakan peta jalan keberlanjutan (roadmap sustainability) menjadi hal mutlak dan penting bagi suatu perusahaan.
Roadmap sustainability dalam aplikasinya selalu dikaitkan dengan laporan berkelanjutan (sustainability reporting) yang dikeluarkan secara berkala. Implementasi ESG sustainability reporting (sustainability reporting) adalah wahana untuk menunjukan keseriusan perusahaan untuk menjalankan tanggung jawab perusahaan kepada masyarakat dan negara; dan juga menjadi pelopor inisiatif keberlanjutan di industrinya ataupun di lokasi usahanya.
Semakin tinggi partisipasi dari dunia usaha di harapkan dapat menciptakan multiplier effect bagi mata rantai di industrinya, contoh nyata bagi industri sejenis atau lainnya; beserta manfaat lainnya. Survei beberapa waktu yang lalu kiranya dapat memberikan gambaran terkait ESG sustainability dalam konteks organisasi dan individu di Indonesia sebagai berikut :
- ESG sustainability dapat diasosiasikan dengan aktivitas dari kantor pusat (Headquarter), Marketing dan Finance.
- ESG Sustainability merupakan salah satu agenda penting perusahaan
- Implementasi ESG Sustainability merupakan hal yang penting perusahaan
- ESG Sustainability berhubungan erat dengan kelangsungan usaha
- ESG Sustainability menyangkut reputasi perusahaan
- ESG Sustainability berkaitan erat dengan efisiensi biaya
Sedangkan dari konteks individual pemahaman ESG Sustainability antara lain,
- ESG sustainability inisiatif penting dari perusahaan.
- ESG sustainability merupakan personal komitmen bagi melestarikan sumber daya yang ada di perusahaan.
- ESG sustainability merupakan tindakan untuk menggurangi pemakaian sumber daya secara berlebihan.
- Mengikuti perkembangan dan isu-isu terkini terkait ESG Sustainability.
- Perusahaan belum menggunakan energi alternatif atau renewable energi dalam usahanya.
- Meyakini perusahaan telah berkonsultasi dengan ahli dalam sustainability dengan baik.
Fakta empiris lebih lanjut menunjukan pelaporan ESG (Sustainability reporting) tidak serta merta memberikan dampak positif pada tingkat-optimal (optimal degree) nilai perusahaan secara finansial dan non-finansial. Secara umum dapat disimpulkan bahwasanya pelaporan dan informasi yang diberikan, telah dapat meningkatkan konfiden investor dan stakeholder terhadap kinerja perusahaan, yang mana berdampak pada dukungan finansial and penjualan (Thahira, 2021). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang menunjukan konfiden investor pada perusahaan publik memiliki relasi positif terhadap nilai perusahaan, khususnya pada aspek finansial, dibandingkan dengan perusahaan privat ataupun perusahaan keluarga (Meutia, 2022). Dampak positif atas pelaporan ESG terhadap finansial dan non-finansial terbukti mendapatkan respon berbeda – beda dari setiap pasar, seperti dampak pelaporan ESG yang menekankan pesan perusahaan sebagai insitusi yang bertanggung jawab pada masa depan di pasar Amerika Serikat cenderung menunjukan dampak finansial dan non-finansial lebih di bandingkan dengan respon yang di berikan oleh pasar di Eropa (Cesarone, 2021).
Pada studi yang dilakukan tersebut ditemukan adanya in-konsistensi pada materiality analisis di tiap-tiap perusahaan yang melakukan pelaporan berkelanjutan yang terkait dengan penggunaan standar GRI 102-46 dan GRI 102-47. GRI standar pada hakekatnya ditujukan bagi self-claim (pernyataan sukarela) dari perusahaan untuk memahami dan mengelola dampak dari pembangunan yang berkelanjutan yang dilakukannya. Dengan adanya informasi tertulis ini maka semua pihak dapat melakukan evaluasi dan monitoring dalam mengelola sumber daya perusahaan secara optimal bagi kelangsungan usaha dan menjamin kelangsungan generasi mendatang. Hal ini dapat terjadi di akibatkan pada keterbatasan pengetahuan, pemahaman bersama atas tujuan utama dari perusahaan untuk melaksanakan inisiatif berkelanjutan, standar mana yang harus digunakan dan juga dari mana organisasi harus memulainya (Meutia, 2022). Memahami temuan diatas, maka dapat disimpulkan perlunya sosialisasi yang komperehensif, berjenjang, mudah dipahami serta mengikuti kondisi dan situasi di masing – masing perusahaan. Dan lebih penting lagi adalam melakukan assessment proses dengan baik dan mencakup kebutuhan holistic dari roadmap sustainability organisasi yang sustained(berkelanjutan) sesuai dengan sustainability reporting yang telah di lakukan; melakukan perencanaan, perbaikan, action dan evaluasi secara periodik.