Peran Coaching Sumber Daya Manusia Dalam Memajukan Keberlanjutan ESG

Perubahan iklim telah merubah cara pandang bisnis dan manusia terhadap alam dan lingkungannya. Dalam dunia bisnis saat ini, keberlanjutan Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) tidak lagi hanya sekadar tren namun telah menjadi pilar utama strategi bisnis jangka panjang. Seluruh kendali bisnis pada hakekatnya diorganisasikan dan dilaksanakan oleh manusia. Sehingga Integrasi prinsip ESG tidak hanya mencerminkan komitmen organisasi terhadap pengelolaan global, tetapi juga merupakan pendorong penting untuk daya saing dan reputasi pasarnya. Inti dari integrasi ini terletak pada peran penting Sumber Daya Manusia (SDM) dan penggunaan alat coaching yang efektif. Secara spesifik kita dapat menggaris bawahi sebagai berikut:

SDM: Katalis untuk Integrasi ESG

Departemen Sumber Daya Manusia memiliki posisi unik untuk dapat mempengaruhi dan menerapkan strategi ESG karena interaksi langsung mereka dengan tenaga kerja. Profesional SDM dapat memanfaatkan keahlian mereka untuk menanamkan nilai-nilai ESG ke dalam budaya organisasi, memastikan bahwa keberlanjutan menjadi tanggung jawab bersama, bukan upaya yang terisolasi.

Coaching: Alat memfasilitasi pengembangan kompetensi ESG

coaching dapat berperan penting dalam menumbuhkan pola pikir yang berpusat pada ESG di antara karyawan. Alat-alat ini dapat berupa program pelatihan terstruktur dan lokakarya hingga platform digital yang menawarkan konten dan simulasi terkait ESG. Dengan menggunakan coaching, SDM dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan dalam tenaga kerja, memungkinkan karyawan untuk berkontribusi secara efektif terhadap tujuan keberlanjutan organisasi.

Pemeriksaan Silang Peran SDM dalam ESG

Pemeriksaan silang peran SDM dalam keberlanjutan ESG mengungkapkan pendekatan multi dimensi:

• Rekrutmen dan Onboarding: SDM dapat mengintegrasikan kriteria ESG ke dalam proses rekrutmen, menarik talenta yang selaras dengan etos keberlanjutan organisasi. Program onboarding kemudian dapat membenamkan karyawan baru dalam kerangka ESG sejak hari pertama.
• Manajemen Kinerja: Memasukkan metrik ESG ke dalam evaluasi kinerja mendorong karyawan untuk memprioritaskan keberlanjutan dalam operasi harian dan proyek jangka panjang mereka.
• Pengembangan Kepemimpinan: coaching dapat digunakan untuk mempersiapkan pemimpin untuk memperjuangkan inisiatif ESG, membekali mereka dengan pandangan ke depan yang strategis untuk menyeimbangkan profitabilitas dengan keberlanjutan.
• Keterlibatan Karyawan: SDM dapat menggunakan coaching untuk melibatkan karyawan dalam dialog keberlanjutan, menumbuhkan rasa kepemilikan dan partisipasi aktif dalam kegiatan ESG.

Peran SDM perlu ditunjang dengan adanya komunitas sebagai penjembatan ekosistem yang memberikan ruang untuk membangun kesinambungan ide dan pemikiran di bidang Environment - Social - Governance yang keberlanjutan. Steptra World Sustainability Community (SWSC) hadir untuk menjadi katalis bagi ketercapaian tujuan bersama ini.

Kesimpulan

Implementasi keberlanjutan ESG yang sukses dalam suatu organisasi adalah usaha yang kompleks yang membutuhkan upaya bersama di semua tingkatan. SDM, melalui penggunaan coaching yang strategis, memainkan peran penting dalam proses ini. Dengan mengembangkan kompetensi ESG dan menumbuhkan budaya keberlanjutan, SDM dapat memastikan bahwa organisasi tidak hanya memenuhi tujuan ESG tetapi juga menetapkan tolok ukur untuk praktik terbaik di seluruh industri.

Intinya, coaching bukan hanya alat/ fasilitator pembelajaran; mereka adalah katalis untuk perubahan transformatif yang menyelaraskan modal manusia organisasi dengan tujuan keberlanjutan ESG yang lebih luas khususnya di Indonesia. Seiring organisasi terus menghadapi tantangan abad ke-21, pemeriksaan silang peran SDM dalam ESG pasti akan menjadi lebih jelas, menggarisbawahi pentingnya coaching dalam membentuk masa depan yang berkelanjutan.

Selamat menggambil peran untuk membuat bumi kita lebih baik!